Sejarah Guntung
Perjalanan Guntung hingga menjadi sebuah Kelurahan mengalami perjalanan yang cukup panjang yaitu diawali dari sebuah Kampung pada tahun 1948 yang dipimpin oleh wakil Kepala Kampung bernama Aang hingga tahun 1965, dan diteruskan oleh Hindi T. sampai dengan tahun 1970, sejak tahun 1970 sampai dengan tahun 1974 statusnya berubah menjadi RT.XII dibawah pemerintahan Kampung Bontang dan yang menjadi ketua RT.pada saat itu Hindi T. kemudian pada tahun 1974 digantikan oleh Sabran sampai tahun 1977. kemudian pada tahun 1977 berubah menjadi RT.XV dan ketua RT nya kembali di di jabat oleh Hindi T. sampai dengan tahun 1985.
Sejak tahun 1985 status Guntung menjadi sebuah Dusun dibawah pemerintahan Desa Bontang Baru hingga tahun 1990, kemudian pada tahun 1990 dengan adanya pemekaran Desa, Guntung berada dibawah pemerintahan Desa Belimbing yang dijabat oleh ibu Dra.Noorhayati As. Dan menjadi dua dusun yakni Dusun Guntung di pimpin oleh Hindi T. dan Dusun Kanibungan dipimpin oleh Bambang Sukidi Saputra berlansung sampai dengan bulan maret 2002, dan pada bulan maret tahun 2002 Dusun Guntung dimekarkan menjadi lima dusun Dusun yakni Dusun Guntung I dipimpin oleh Abd.Malik, Dusun Guntung II dipimpin oleh Nurasiah,SE, Dusun Kanibungan dipimpin oleh Beptia Suprihno, Dusun Sidrap dipimpin oleh Drs.Abdulah dan Dusun Pakuaji dipimpin oleh Edy Arfandi, SH.. sampai dengan bulan maret 2002.
Selanjutnya dengan perubahan Guntung Menjadi Kelurahan sendiri sejak Bulan Maret 2002 kelima dusun tersebut setatusnya sebagai pelaksana tugas Dusun sampai dengan Desember 2003. Berdasarkan peraturan Daerah Kota Bontang Nomor 18 tahun 2002 tanggal 17 Agustus 2002. Guntung berubah status menjadi sebuah Kelurahan dan lurah yang menjabat sebagai berikut :
1. Adji Irham,BA. dilantik pada tanggal 27 September 2002.
2. Drs.Fahmi Rizal, dilantik pada tanggal 21 Nopember 2003- Agustus 2006, dengan SK. Walikota Bontang Nomor: 821.2/231/MUT-SK/XI/2003
3. Eddy Forestwanto, S.STP,M.Si. lantik pada tanggal 16 Agustus 2006 dengan SK.Walikota Bontang Nomor: 821.2 MUT-SK/VIII/2006 tanggal 15 Agustus 2006.
4. Ismail S.Sos, dengan SK.Walikota Bontang Nomor: 821.2 166/BKD.02/2010 tanggal 27 September 2010.
5. H. Baslan, SE, dengan SK.Walikota Bontang Nomor: 821.2 /10/BKD/2012 tanggal 26 Januari 2012.
6. Hj. Ida Idris Marsono SE, dengan SK.Walikota Bontang Nomor: 821.2 /26/III.1/BKD.03/2016 tanggal 29 Desember 2016.
Kelurahan Guntung membawahi 18 RT. dengan jumlah penduduk 8.270 Jiwa terdiri dari 4.294 jiwa penduduk laki-laki dan 3.976 penduduk wanita berdasarkan data Kelurahan bulan November 2016. dengan luas wilayah + 849 Ha terletak di ketinggian 1-20 meter dari permukaan laut dengan suhu udar 28– 32 o C, Kelurahan yang berjarak 7,5 Km dari pusat pemerintahan Kota Bontang ini secara administratif berbatasan disebelah Utara dengan Laut/selat Makasar, sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Loktuan dan Kelurahan Belimbing, sebelah timur berbatasan dengan Selat Makasar, dan sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Kutai Timur.
AWAL PERKEMBANGAN GUNTUNG
Sebelum kita melihat perkembang Guntung selanjutnya mari kita tengok yang disebut Kampung Guntung tempo dulu dan masih dapat kita saksikan lokasinya hingga saat ini yang meliputi :
1. Guntung Tepian: Terbentang dari Handel yaitu tanah Ulayat masyarakat Guntung yang merupakan milik bersama masyarakat yang dibangun untuk penanaman padi dan hasil panennya sebagai Lumbung padi Kampung Guntung sampai jalan sekolahan hinggan jembatan.
2. Guntung : Dari Balai Pertemuan Umum Guntung saat ini sampai batas tembok PT.Pupuk Kaltim di lokasi Pujasera
3. Guntung Hulu: Dari batas tembok PT.Pupuk Kaltim/ pujasera hingga komplek Equator.
4. Tanjong: Mulai dari Pos Satpam masuk Guntung, Kantin PKT (dulunya disini ada pasilitas Lapangan Sepak Bola dan Sekolahan yang merupakan milik bersama/ hak Ulayat ) hingga Monumen (sebelum dibangun Monument Pengabdian merupakan sebuah rawa yang berfungsi sebagai resapan air.
5. Tanjong Belimbing Dari Pos Falkon, kantor Pusat PT.Pupuk Kaltim sampai Lokasi Pabrik Pupuk.
6. Paku Aji Dari Monumen Pengabdian, Gedung KIE, Kantor Kamtib, Masjid Al-Mubarok Plant Site, Makam Paku Aji, Biro Jastek, Pool Kendaraan, sampai eks. kamp Tursina KIE ( dulunya bernama Gunung Keresik).
7. Salona: Dari Kamp Tursina KIE, Kantor PT.Daun Buah, Kantor PT.KNE, Camp Galatama sampai batas tembok PKT di Loktuan.
8. Durian Baho’ Dari pagar Komplek Equator Hotel sampai perkampungan Jl.Salak
9. Durian Kakas dan meretam Manis Meliputi Perkampungan di Jl.Sidrap